lifestyle

Mengenal Perilaku Flexing Keluarga Pejabat yang Dipamerkan di Media Sosial

Perilaku flexing seperti seekor merak yang akan memamerkan ekor indahnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.


Editor: Yani
Minggu, 12 Maret 2023 | 22:11 WIB
Ilustrasi flexing anak pejabat, Mario Dandy. [Kaskus]
Ilustrasi flexing anak pejabat, Mario Dandy. [Kaskus]

Beberapa waktu terakhir, tren flexing di kalangan masyarakat Indonesia sedang mewabah. Tak hanya orang kaya, bahkan keluarga pejabat juga melakukan flexing.

flexing sendiri sebenarnya diidentikan dengan pamer kemewahan yang dimiliki seseorang. Pada masa sekarang ini, kemudahan untuk memamerkan harta kekayaan tersebut bisa dilakukan melalui media sosial (medsos).

Baru-baru ini, sejumlah keluarga pejabat kemudian menjadi pembicaraan publik karena melakukan flexing di media sosial. Namun kondisi tersebut kemudian berputar 180 derajat, setelah kasus yang terjadi pada Rafael Alun Trisambodo terkait kasus dugaan rekening gendut dan kekayaan tak wajar yang dimilikinya.

Kini kalangan keluarga pejabat beramai-ramai menghapus rekam jejak flexing mereka.

Terkait flexing, Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya Dewi Ilma Antawati mengemukakan, jika perilaku flexing merupakan perilaku instingtif dalam menjalin relasi.

Ia kemudian mengumpamakan, perilaku flexing seperti seekor merak yang akan memamerkan ekor indahnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

"Pada manusia dalam ilmu psikologi sosial menyebutkan bahwa memamerkan sesuatu yang dimiliki dilakukan untuk menunjukkan status sosial seseorang, dengan harapan lebih menarik di mata orang lain sehingga dapat memperluas pergaulan," ujarnya.

Sedangkan dalam psikologi klinis, perilaku flexing dikaitkan dengan rasa tidak aman (insecure) yang dimiliki seseorang. Dalam kondisi tersebut biasanya ada dorongan untuk memamerkan apa yang menurutnya unggul pada orang lain.

"Itulah sebabnya ada orang yang merasa tidak percaya diri datang ke pesta atau acara-acara tertentu jika tidak mengenakan barang yang bermerek, dan lebih nyaman jika datang mengenakan barang bermerek, karena adanya kekhawatiran tidak diterima atau dianggap rendah oleh orang lain," katanya.

Perilaku flexing menurutnya dapat berdampak pada relasi dengan orang lain, khususnya ketika berada di lingkungan baru.  Bahkan dalam penelitan menunjukan, ketika seseorang memamerkan yang dimilikinya justru membuatnya sulit bergaul atau diterima oleh orang lain.

Lebih lanjut ia menyarankan agar tidak meresponnya berlebihan terhadap orang yang melakukan flexing. Cukup memahami mengapa seseorang melakukan hal tersebut.

"Untuk mencegah agar kita tidak menjadi pelaku, maka kita perlu mengenal kekuatan dan kelemahan diri, menerima kekuatan dan memaafkan kelemahan yang dimiliki, berusaha terus melakukan pengembangan diri, serta meningkatkan empati dengan cara memperbanyak kegiatan sosial dan berbagi dengan orang lain," ujarnya.

Tag flexing pamer kekayaan anak pejabat

Terkini