Bayi Tak Boleh Keluar Rumah Sampai Berusia 40 Hari, Mitos atau Fakta?

Di Indonesia, terdapat tradisi terkait ibu yang baru saja melahirkan. Salah satunya adalah keyakinan bahwa bayi sebaiknya tidak boleh dibawa keluar rumah sebelum mencapai usia 40 hari.

Namun, apakah hal ini hanya mitos atau memang fakta yang terbukti?

Dilansir dari laman Halodoc, hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang dapat menegaskan bahwa membawa bayi yang baru lahir keluar rumah sebelum usia 40 hari dapat berdampak negatif. Seorang dokter spesialis kandungan, dr. Boy Abidin SpOG, menyatakan bahwa larangan tersebut sebenarnya hanya merupakan mitos semata.

Meskipun demikian, dr. Boy menjelaskan bahwa ada baiknya jika ibu dan bayi menjalani masa istirahat di rumah selama 40 hari pertama setelah persalinan. Ini karena proses pemulihan ibu pasca melahirkan umumnya membutuhkan waktu sekitar 40 hari.

Selain itu, pada usia kurang dari 40 hari, bayi masih berada dalam masa perinatal, di mana tubuhnya mengalami perubahan signifikan. Kondisi ini membuat bayi belum sepenuhnya stabil, dan mereka mungkin kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

“Jadi, sebaiknya, setelah 40 hari, ibu dan bayi sudah dalam kondisi lebih baik. Selama periode ini, bayi diharapkan telah mendapatkan manfaat dari ASI yang mengandung antibodi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya,” terang dr. Boy.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anjuran untuk ibu agar tidak keluar rumah selama 40 hari pasca melahirkan lebih bersifat anjuran untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat. Meskipun demikian, keputusan untuk mengikuti atau tidak tradisi ini kembali pada pilihan masing-masing individu.

Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis sebelum memutuskan apakah aman atau tidak membawa bayi keluar rumah dalam periode tersebut.