parenting

Cukup Efektif, Ini 6 Kiat Bujuk Anak Agar Mau Sunat

Jika anak sudah mulai tumbuh dewasa tetapi masih enggan menjalani sunat, hadiah bisa digunakan sebagai insentif.


Editor: Cahyaningrum
Jumat, 13 Oktober 2023 | 10:30 WIB
Ilustrasi anak laki-laki dan ayah penganut agama Islam [Pexels.com/Timur Weber]
Ilustrasi anak laki-laki dan ayah penganut agama Islam [Pexels.com/Timur Weber]

Sunat atau khitan dalam Islam adalah suatu kewajiban bagi laki-laki. Proses Sunat bisa dilakukan pada anak laki-laki sejak usia 1 hingga 14 hari setelah kelahiran.

Namun, jika anak sudah mencapai usia 5 tahun atau lebih, mereka sudah paham akan rasa sakit. Oleh karena itu, orangtua perlu menggunakan cara khusus untuk membujuk anak agar mau menjalani Sunat.

Berikut adalah beberapa tips untuk membujuk anak agar bersedia menjalani Sunat, seperti yang dilansir dari laman Berkeluarga:

1. Jelaskan Pentingnya Khitan

Orangtua harus menjelaskan kepada anak mengenai pentingnya khitan. Informasi ini akan membantu anak memahami mengapa Sunat itu penting. Penjelasan dapat berfokus pada aspek medis atau aspek spiritual Sunat. Dalam Islam, Sunat adalah kewajiban bagi laki-laki. Orangtua dapat menekankan nilai-nilai spiritual yang terkait dengan Sunat. Selain itu, penting untuk menjelaskan manfaat medis Sunat, seperti perlindungan tubuh dari risiko infeksi virus, jamur, dan bakteri.

2. Pendekatan Personal

Membangun keberanian anak dalam menjalani Sunat perlu dilakukan dengan pendekatan personal. Hanya memberikan informasi secara umum tidak akan cukup untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Orangtua, terutama ayah, diharapkan dapat menghabiskan waktu bersama anak untuk membangun hubungan yang lebih dekat. Mengajak anak berbicara dalam waktu senggang, misalnya sebelum tidur, saat bermain bersama, atau meluangkan waktu untuk pergi keluar bersama, akan membantu anak merasa lebih percaya diri.

3. Hadiah sebagai Iming-Iming

Sebagian besar anak-anak suka hadiah. Jika anak sudah mulai tumbuh dewasa tetapi masih enggan menjalani Sunat, hadiah bisa digunakan sebagai insentif. Namun, ini harus dianggap sebagai pilihan terakhir. Penggunaan hadiah harus bijak agar anak tidak menjadi manja.

4. Hindari Menakut-Nakuti

Sunat sebaiknya tidak digunakan sebagai ancaman atau cara untuk menakut-nakuti anak. Kalimat-kalimat seperti "Jangan nakal, nanti Mama atau Papa akan menyunatmu" sebaiknya dihindari. Kalimat-kalimat semacam ini bisa menanamkan rasa takut pada anak terhadap Sunat, yang bisa berdampak pada trauma.

Sebaliknya, orangtua sebaiknya berbicara positif tentang Sunat. Meskipun Sunat memang akan terasa sakit, orangtua dapat menjelaskan dengan nada positif bahwa sakitnya hanya sebentar dan bahwa Sunat akan membantu mereka menjadi lebih sehat.

5. Tidak Perlu Memaksa

Jika anak benar-benar belum siap untuk menjalani Sunat, sebaiknya jangan memaksanya. Memaksa anak bisa membuatnya takut dan trauma. Yang terbaik adalah memberi anak waktu untuk memahami dan merasa nyaman dengan ide menjalani Sunat. Dengan memberikan pengertian secara perlahan, anak akan lebih mungkin memahami dan setuju.

6. Berikan Contoh dari Orang Terdekat

Agar anak merasa lebih yakin tentang menjalani Sunat, orangtua dapat memberikan contoh dari orang-orang terdekat dalam hidup anak, seperti ayah, saudara laki-laki, kakek, atau sepupu. Orangtua dapat menjelaskan bahwa orang-orang terdekat yang sudah menjalani Sunat merasa baik-baik saja hingga saat ini. Ini akan memberikan anak dorongan positif dan keberanian.

Tag sunat manfaat sunat bujuk anak sunat

Terkini