parenting

Efektif Turunkan Bobot, tapi Moms Harus Tahu Bahaya Diet Keto bila Dilakukan Jangka Panjang

Diet keto adalah pola makan rendah karbohidrat dengan asupan tinggi lemak dan protein dalam jumlah sedang.


Editor: Cahyaningrum
Sabtu, 11 Maret 2023 | 02:00 WIB
Ilustrasi diet keto yang tinggi protein, rendah karbohidrat. (Foto: Pexels/Dana Tentis)
Ilustrasi diet keto yang tinggi protein, rendah karbohidrat. (Foto: Pexels/Dana Tentis)

Keto merupakan salah satu diet yang banyak dipilih orang, terutama perempuan untuk menurunkan berat badannya.

Diet ketogenik atau Diet keto adalah sebuah pola makan rendah karbohidrat yang diimbangi dengan asupan tinggi lemak dan protein dalam jumlah sedang

Diet ini memang cukup efektif untuk menurunkan bobot alias berat badan dalam waktu relatif cepat, tapi perlu diketahui Moms, bila dilakukan dalam jangka panjang bisa menimbulkan masalah lain bagi kesehatan.

Ahli gizi dari RSCM Yudhi Adrianto, S.Gz., SE, MKM, AIFO mengatakan asupan protein secara berlebihan dan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yaitu memengaruhi fungsi ginjal.

"Kalau misalnya proteinnya kelebihan, ginjal akan terjadi dekompensasi dalam filtrasinya. Lama-lama ginjalnya bisa bocor. Kalau ginjalnya bisa bocor akan terjadi gangguan fungsi ginjal ataupun penyakit ginjal," kata Yudhi dalam sebuah webinar di Jakarta, belum lama ini.

Biasanya diet dengan asupan protein tinggi dan rendah karbohidrat dapat menurunkan berat badan dengan cepat, seperti Diet keto. Namun, ia  mengingatkan tentang efek jangka panjang yang bisa terjadi jika diet ini terus-menerus dilakukan akan berisiko terhadap metabolisme.

Yudhi mengatakan bila konsumsi protein berlebihan, maka protein tersebut akan disimpan dalam bentuk lain di dalam tubuh, yaitu dalam bentuk lemak lipoprotein.

Protein berubah bentuk menjadi lemak dan disimpan di dalam jaringan adiposa atau jaringan di balik kulit, terutama biasanya disimpan di bagian kulit perut.

Kebutuhan protein orang normal berkisar 0,8 gram per kilogram berat badan, sementara pada Diet keto, protein yang dikonsumsi biasanya berkisar antara 1,5-2 gram per kilogram berat badan.

"Di dalam darah juga ada proteinnya yang disaring, di ginjal juga menyaring protein. Kalau misalnya proteinnya kelebihan, ginjal akan terjadi dekompensasi dalam filtrasinya," ujar dia.

Selain tinggi protein, Diet keto juga cenderung tinggi dalam konsumsi lemak.

Yudhi mengatakan konsumsi lemak yang tinggi secara terus-menerus juga akan mengakibatkan peningkatan simpanan lemak di dalam tubuh.

Sama seperti protein, kelebihan lemak tersebut akan disimpan dalam bentuk lipoprotein.

Diet keto memang efektif menurunkan berat badan dalam jumlah banyak karena tidak menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama melainkan menggunakan protein sebagai sumber energi utama.

Meski begitu, Yudhi mengingatkan pentingnya asupan glukosa yang tetap dibutuhkan oleh tubuh.

"Otak kita minimal itu membutuhkan 120-180 gram glukosa untuk kehidupan sehari-hari, untuk kita bisa berfungsi dengan baik. Kalau tidak tercukupi, otomatis efek sampingnya misalnya kita akan lemas, kemudian berpikirnya lambat, mudah ngantuk, aktivitasnya jadi berkurang sehingga itu akan mengganggu aktivitas sehari-hari," jelasnya.

Oleh sebab itu, Yudhi menganjurkan untuk konsultasi terlebih dahulu kepada ahli gizi jika ingin menjalani diet.

Dengan begitu, individu dapat memahami jenis diet seperti apa yang cocok dan sesuai kebutuhan.

Jangan sampai akibat diet berlebih serta tanpa anjuran ahli malah terjadi malnutrisi dan risiko infeksi penyakit pun meningkat.
 

Tag diet keto ketogenik

Terkini