parenting
Jangan Asal Marah, Ini Sikap Orangtua yang Tepat Saat Anak Ketahuan Merokok
Ketika menemukan anak Bunda sedang merokok, hindari reaksi spontan yang penuh amarah.
Anak biasanya mulai mencari jati dirinya saat masuk usia remaja. Karena itu, mereka kerap mencoba melakukan hal-hal sebagai bentuk ekspresi atau eksistensi di lingkungan pertemanan.
Mencoba merokok adalah salah satu kebiasaan buruk yang dapat dilakukan anak remaja. Bila terus dibiarkan, bukan tak mungkin narkoba jadi salah satu pilihan selanjutnya.
Karena itu, orangtua perlu tahu bagaimana cara mengatasi anak yang ketahuan merokok. Jangan asal marah, sikap orangtua harus tepat agar mereka benar-benar tak mencoba merokok lagi.
Dilansir dari laman Klikdokter, berikut sikap orangtua yang tepat ketika anak ketahuan merokok:
1. Tenangkan Pikiran Anda
Ketika menemukan anak Bunda sedang merokok, hindari reaksi spontan yang penuh amarah. Lebih baik, ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum mengambil keputusan tindakan.
Sebelum berbicara dengan anak, berdiskusilah terlebih dahulu dengan pasangan Bunda. Buatlah kesepakatan bersama mengenai pendekatan untuk menangani situasi ketika anak terbukti merokok.
2. Jangan Paksa Anak Mengaku
Usahakan untuk tidak memaksa anak mengakui jika ia cenderung mengelak atau menyatakan bahwa rokok tersebut bukan miliknya. Dengarkan dengan seksama penjelasan yang diberikan anak.
Beritahu anak bahwa sebagai orangtua, Bunda lebih menghargai kejujuran daripada kata-kata yang tidak benar, meskipun terlihat menyenangkan. Jika anak mengakui kesalahan, tanyakan alasan di balik keputusannya merokok, apakah dipengaruhi teman, stres, atau faktor lainnya.
3. Diskusi Terbuka dengan Anak
Ajak anak berbicara tanpa menuduh secara langsung. Lebih baik tanyakan dengan baik mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., seorang psikolog, komunikasi dengan kata-kata yang lembut dan mudah dimengerti sangat diperlukan.
"Misalnya, 'Nak, kemarin mama melihat kamu sedang memegang rokok. Bisa jelaskan rokok itu milik siapa, dan apa yang terjadi?'" contoh Gracia.
Perhatikan juga waktu dan suasana hati anak saat mengajaknya berbicara. Hindari melakukan pembicaraan ketika anak baru pulang sekolah atau dalam situasi ketidaknyamanan.
4. Ajak Anak Terlibat Kegiatan Positif
Remaja yang mengalami stres, kecemasan, dan depresi memiliki risiko lebih tinggi untuk merokok. Untuk mencegah kecenderungan ini, orangtua perlu mendukung kesehatan fisik dan kesejahteraan mental anak.
Bantu anak untuk menjaga rutinitas tidur yang baik, menerapkan pola makan sehat, berolahraga, dan mengejar hobi positif yang disukai. Ajak anak terlibat dalam kegiatan yang mendukung kesehatan mental, seperti meditasi.
5. Sampaikan Kekhawatiran Bunda dan Ayah
Setelah anak mengakui kesalahan, sampaikan kekhawatiran Bunda tentang bahaya merokok. Jelaskan risiko kesehatan mulai dari yang ringan seperti penurunan kebugaran, napas tidak sedap, gigi kuning, hingga risiko serius seperti penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan kanker.
6. Cari Bantuan Profesional
Jika anak mengalami kesulitan mengendalikan keinginan untuk merokok, pertimbangkan untuk membawanya berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Kedua profesional ini dapat memberikan bantuan dalam mengatasi ketergantungan nikotin dan membantu anak meninggalkan kebiasaan merokok secara permanen.