parenting

Remaja Suka Melakukan Kekerasan? Ini Faktornya

Remaja yang melakukan kekerasan seperti kasus yang terjadi beberapa hari lalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor keluarga.


Editor: Nurakhmayani
Kamis, 1 Desember 2022 | 00:25 WIB
Foto: Ilustrasi remaja (pexels/Cottonbro Studio)
Foto: Ilustrasi remaja (pexels/Cottonbro Studio)

Moms n Dads beberapa waktu lalu dunia pendidikan digemparkan dengan kasus pelajar SMK di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang menendang dan memukul seorang nenek hingga terjatuh.

Pelajar yang masih dibawah umur tersebut mengaku pada saat itu bolos sekolah dan iseng menendang korban. 

Polres Tapanuli Selatan telah menetapkan pelajar yang berjumlah 6 orang tersebut menjadi tersangka kasus penganiayaan. 

Tentu kondisi ini memprihatinkan berbagai pihak ya Moms, apalagi dilakukan oleh pelajar yang seharusnya terpelajar.

Termasuk Rikha Surtika, MPsi, psikolog anak dan remaja dari Harapan Bunda Therapy Center, Tasikmalaya. 

Kepada Indoparents pada Kamis (24/11/2022) Rikha menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat remaja berperilaku seperti itu, yaitu masyarakat, budayanya, latar belakang pengasuhannya, dan pergaulannya.

“Bagaimana anak-anak ini ditanamkan nilai-nilai, norma berperilaku yang baik kepada orang-orang dewasa, yang seusianya ataupun yang dibawahnya,” kata Rikha. 

Apalagi di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, dimana anak dapat dengan bebas memperoleh informasi apapun dari berbagai media baik cetak maupun elektronik. 

Dari berbagai media tersebut, anak dapat mencontoh perilaku seperti “ngeprank” atau ngerjain orang-orang dianggap lucu dan biasa. 

Selanjutnya psikolog yang juga jadi konsultan di Biro Psikologi Solusi, Tasikmalaya ini juga memaparkan bahwa anak usia SMA seharusnya sudah paham bagaimana berperilaku, berinteraksi dengan orang lain bahkan dengan orang yang lebih tua.

“Seharusnya seperti apa dia, bercandanya seperti apa sudah paham. Tetapi karena bersama teman-teman euforianya bersama dengan teman-teman, adrenalin mereka seperti terpancing hingga mereka abai dengan norma yang mereka pegang dan pahami jadinya kebablasan,” jelas alumni UII Yogyakarta ini.  

Nah, Moms jika sudah terjadi seperti kasus diatas tadi apa yang harus orangtua lakukan?

Menurut Rikha, orangtua harus memberikan pendekatan sesuai dengan karakteristik anaknya. 

Kalau orangtua dan anak-anaknya sudah terbiasa membangun pola komunikasi terbuka dan demokratis di rumah maka tidak akan sulit melakukan pendekatan. 

“Tetapi jika tidak ada komunikasi lalu tiba-tiba orangtua masuk ke dunia mereka  dan bertanya maka si anak akan merasa aneh,” katanya. 

Selain itu, orangtua juga harus belajar menjadi teman sebaya anak, masuk ke dunia mereka, menyelami bagaimana bergaulnya mereka saat ini serta gaya komunikasinya. 

Nah, Moms jika sudah terbangun komunikasi yang baik maka orangtua akan mudah untuk menanamkan nilai moral, memberitahu anak bahwa cara bergaul dengan teman sebaya itu berbeda dengan yang lebih kecil atau orang dewasa. 

Jangan lupa ya Moms, meskipun sudah remaja tapi Moms n Dads tetap harus memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak. 

Tunjukkan ke mereka bahwa Moms n Dads peduli dengan masalah yang mereka hadapi, apakah masalah di sekolah, masalah pergaulan atau masalah lainnya. 

Dengan demikian, kejadian serupa tidak akan terulang kembali. 


 

Tag remaja kekerasan keluarga

Terkini