parenting
Si Kecil Terlambat Bicara? Begini Solusinya
Moms n Dads, ketika si kecil mulai memanggil kita “mama, mami, bunda, papi, papa, ayah” pasti kita akan senang mendengarnya meski mereka memanggil dengan terbata-bata.
Moms n Dads, ketika si kecil mulai memanggil kita “mama, mami, bunda, papi, papa, ayah” pasti kita akan senang mendengarnya meski mereka memanggil dengan terbata-bata.
Tetapi apa jadinya jika sudah hampir dua tahun, memanggil “mama, mami, bunda, papi, papa, ayah” saja masih belum mampu.
Jangan berpikir bahwa ia akan bisa dengan sendirinya ya Moms, karena berbicara sama dengan berjalan dimana Moms harus terus melatihnya.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekitar 5 – 8 persen anak di Indonesia yang mengalami gangguan keterlambatan bicara.
Dilansir dari Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, tahapan bicara pada anak biasanya dimulai sejak usia 6-9 bulan.
Biasanya di usia ini, Si Kecil akan mulai bisa babbling atau mengulang suku kata yang sama, seperti “ma-ma-ma-ma” atau “pa-pa-pa”.
Kemudian ketika memasuki usia 12 bulan atau satu tahun, ia pun sudah biasa mengucap “mama” atau “papa” dan mulai bisa mengeluarkan satu atau dua kata yang bermakna.
Setelah itu, kosa kata si kecil akan terus bertambah seiring pertumbuhannya sampai ia benar-benar bisa berbicara.
Namun, jika si kecil mengalami keterlambatan berbicara atau speech delay Moms harus memperhatikan hal berikut ini. Sebab, jika dibiarkan speech delay dapat menjadi gangguan serius yang berpengaruh pada kecerdasan dan juga perilaku si kecil di masa depan.
Ada beberapa tanda yang dapat Moms perhatikan untuk memastikan bahwa si kecil mengalami speech delay dengan tidak mengoceh saat memasuki usia 15 bulan, anak tidak dapat mengucapkan kata yang jelas saat usianya 2 tahun.
Selain itu, tanda-tanda lainnya adalah tidak mampu untuk mengucapkan kalimat pendek ketika usianya 3 tahun, kesulitan mengikuti petunjuk, artikulasi atau pengucapan yang tidak jelas dan sulit menyatukan kata-kata dalam sebuah kalimat.
Lalu, apa yang harus Moms n Dads lakukan saat mengalami beberapa tanda-tanda seperti di atas? Moms dapat memberi beberapa stimulasi saat di rumah seperti berikut:
1. Perhatikan gerak gerik pada anak
Moms, sebenarnya saat si kecil memasuki usia 1 tahun, si kecil sudah mengerti banyak kata, tetapi belum mampu mengucapkan kata tersebut.
Nah, Moms n Dads dapat lebih memperhatikan gerak-gerik untuk memahami maksudnya.
Misalnya ketika anak memberikan lambaian tangan maka Moms n Dads dapat mengatakan “dadah”.
Atau ketika si kecil menunjuk suatu benda, maka Moms n Dads dapat meresponnya dengan kalimat singkat, “adik/kakak mau main apa kita hari ini? main ini ya.”
Dengan demikian, maka Moms n Dads dapat membantu melatih anak untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan.
2. Sering mengajak anak berbicara
Moms n Dads juga harus sering mengajak si kecil berbicara meski ia belum mampu merespon dengan kata-katanya.
Moms n Dads dapat menceritakan apa yang dialami sehari-hari atau bisa juga membacakan dongeng dari buku.
3. Beri respons menyenangkan saat mengajak anak berbicara
Ketika si kecil memulai sebuah kata-kata apapun, maka Moms n Dads dapat memberikannya respon yang antusias.
Tetapi saat ada kata-kata anak yang kurang tepat dalam pengejaan atau pengucapannya, ayah dan bunda tidak perlu langsung mengkoreksi kata-kata tersebut.
Biarkan ia mengucapkan kata apapun, dan berikan respon yang menyenangkan agar memotivasi anak semangat berbicara.
4. Batasi penggunaan gawai pada anak
Moms n Dads juga dapat membatasi anak untuk menggunakan gadget agar si kecil terlatih untuk berkomunikasi dua arah. Sementara jika si kecil sering mengginakan gadget maka ia hanya dapat mendengar tanpa ada komunikasi dua arah.
5. Gunakan kosa-kata yang benar
Moms n Dads biasakan untuk mengucapkan kosa kata yang benar ketika berbicara dengan anak. Tidak perlu mengikuti bahasa mereka dengan menggunakan kata-kata cadel seperti, “ Mama pelgi duyu ya.”
Dengan menggunakan kosa kata yang benar maka si kecil bisa terbantu untuk mengetahui cara pengucapan kata yang seharusnya.
Moms n Dads cukup mengulangi pengucapan kosakata yang kurang tepat tersebut dengan pengucapan yang benar. Misalnya, anak mengucapkan “Aku mau num tutu”, Moms n Dads dapat mengulangi dengan kalimat; “Ooh, Kayla mau minum susu.”
6. Bawa anak ke dokter
Jika semua upaya diatas sudah dilakukan tetapi tidak juga menunjukkan perkembangan yang signifikan maka sebaiknya Moms n Dads perlu membawa anak ke dokter agar dapat mengetahui masalah yang dialami si kecil dan mendapat penanganan yang tepat