Tips Memilih Mainan untuk Anak, Sebaiknya Berdasarkan Minat atau Gender?

Para orangtua biasanya dalam memilih mainan untuk anak kerap kali menyesuaikan dengan gender. Pada umumnya akan terjadi pemilahan berdasarkan warna dan juga jenisnya.

Namun hal tersebut menurut Sosiolog University of California Elizabeth Sweet biasanya hanya melihat target pasar. Padahal faktanya akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Peneliti dari Monmouth University, Lisa Dinella, mengatakan, meski terlihat sepele, mainan sebenarnya akan membantu anak untuk mempelajari keterampilan dan kemampuan intelektual baru.

Ia mencontohkan misalnya mainan boneka atau masak-masakan yang biasanya diberikan kepada anak perempuan. Menurutnya mainan boneka atau dapur-dapuran melatih kognitif dan bahasa anak secara umum.

"mainan blok dan puzzle melatih keterampilan spasial. Semua penting bagi anak, baik perempuan atau laki-laki," ujarnya seperti dikutip The Guardian.

Namun, ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam memilih mainan dalam kaitannya dengan berdasarkan gender anak.

Menurut Christia Spears Brown, peneliti di University of Kentucky dan penulis Parenting Beyond Pink and Blue: How to Raise Your Kids Free of Gender Stereotypes, preferensi gender untuk mainan hanya muncul setelah setelah anak memahami tentang jenis kelamin mereka.

"Anak usia bayi belum mampu memilih berdasarkan preferensi," ungkap Brown.

Ia mengemukakan, anak pada usia 4 hingga 5 tahun yang kian berkembang, tentunya pemahaman tentang jenis kelamin kian berkembang.

Saat itu, anak belajar jika jenis kelaminnya bersifat konstan, dan mereka jadi lebih fleksibel memainkan semua jenis mainan.

"Pemilihan mainan sebaiknya didasarkan pada minat pribadi anak-anak, bukan pada jenis kelamin mereka," katanya.

Jadi menurut para peneliti, sebaiknya memilih mainan anak disesuaikan dengan minat dan usia anak, bukan berdasarkan gender.

Karena semua mainan pada dasarnya memiliki manfaat yang berbeda dengan peran masing-masing dalam tumbuh kembang anak dan bersifat netral.