health

Buang Air Besar Sembarangan Ternyata Jadi Penyebab Anak Terinfeksi Virus Polio, Duh!

Kok bisa buang air besar sembarangan menjadi penyebab penyebaran virus polio? Simak penjelasan juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril.


Editor: Cahyaningrum
Rabu, 7 Desember 2022 | 20:27 WIB
Ilustrasi warga di pemukiman padat masih banyak yang buang air besar sembarangan yang bisa meningkatkan risiko infeksi virus polio pada anak. (Foto: Pexels/Wisnu Phaewchimplee)
Ilustrasi warga di pemukiman padat masih banyak yang buang air besar sembarangan yang bisa meningkatkan risiko infeksi virus polio pada anak. (Foto: Pexels/Wisnu Phaewchimplee)

Tahukah Moms n Dadd, ternyata buang air besar sembarangan (BABS) menjadi salah satu penyebab anak terinfeksi virus polio, lho!

Oleh karena itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) untuk melindungi anak dari infeksi virus polio.

virus polio itu menyebarnya melalui kotoran atau feses atau BAB. Itu dia keluar dari kebiasaan buang air yang tidak baik atau bukan di jamban,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (5/12/2022).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya sudah bebas dari polio sejak 2014.

Kendati demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan polio belum sepenuhnya bebas dari seluruh negara, termasuk Indonesia.

Mengapa? Karena ada beberapa negara yang masih memiliki potensi muncul kasus baru, karena adanya infeksi virus polio yang berasal dari feses yang dibuang sembarangan, baik di sungai maupun lingkungan sekitar.

Inilah yang memudahkan binatang-binatang pembawa virus menempel dan mengenai makanan anak-anak.

“Virus akan menyebar jadinya dan virus ini khusus menyerang pada anak, yang secara khusus lagi pada anak-anak yang belum divaksin,” jelas Sayhril.

Lantaran dapat menyebabkan anak mengalami kecacatan, ia menekankan bahwa jamban menjadi bagian terpenting yang harus dimiliki di dalam rumah untuk mencegah virus bertebaran di sekitar anak.

Syahril menyoroti kebiasaan buruk tersebut semakin menjadi masalah bagi anak-anak, karena COVID-19 membuat orang tua takut mengajak anaknya pergi ke fasilitas kesehatan untuk melengkapi imunisasi dasarnya.

Padahal, berdasarkan saran dari para ahli, secara ilmiah polio dapat dicegah melalui imunisasi.

Yang memprihatinkan selama pandemi justru cakupan vaksinasi polio terus menurun dan mengakibatkan kasus baru muncul di Pidie, Aceh.

“Cakupannya jadi turun, seperti kasus di Aceh, di Pidie itu baru satu. Ditemukan yang tiga orang lagi itu baru positif tapi dia belum klinis. Jadi belum lumpuh dan hari ini sudah di lakukan (pemeriksaan, red.),” ujarnya.

Oleh karenanya, sambil mengedukasi masyarakat terkait pentingnya hidup bersih dan imunisasi dasar lengkap bagi anak secara gencar, pemerintah memfokuskan diri untuk memberikan imunisasi massal guna mengakhiri Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.

“Kita berharap dengan kebiasaan yang tadi buang air besar kurang pada tempatnya, maka ini harus dihindarkan. Kedua menyampaikan ulang kepada seluruh masyarakat bahwa anak-anak itu kalau harus lumpuh karena polio, masa depan dia sudah terenggut,” tutupnya.

 

Tag buang air besar sembarangan virus polio vaksin polio

Terkini