konsultasi

4 Tanda Anak Terkena Leukimia, Moms n Dads Waspada

Ada beberapa tanda yang mungkin dianggap sepele bagi orangtua. Mungkin Moms n Dads tidak menyadari tanda-tanda awal tersebut karena dianggap bukan penyakit yang serius hingga kemudian semakin parah kankernya baru orangtua menyadari.


Editor: Nurakhmayani
Selasa, 6 Desember 2022 | 05:30 WIB
Foto: ilustrasi anak sakit. (pexels/Cottonbro studio)
Foto: ilustrasi anak sakit. (pexels/Cottonbro studio)

Kanker darah atau leukimia kerap diderita oleh anak-anak usia 2 sampai 5 tahun dan usia remaja. 

Ada beberapa tanda yang mungkin dianggap sepele bagi orangtua. Mungkin Moms n Dads tidak menyadari tanda-tanda awal tersebut karena dianggap bukan penyakit yang serius hingga kemudian semakin parah kankernya baru orangtua menyadari.

Dokter Hikari Ambara Sjakti, Sp.A (k) Onk yang dikutip dari Channel youtub RS. Eka Hospital menjelaskan sebenarnya leukimia ada dua tipe, leukimia limfoblastik dan leukimia myeblastik.

Ada yang akut dan ada yang kronis.

Pada leukimia yang sifatnya akut, kondisi pasien 1 bln atau 2 bln sebelumnya nampak sehat kemudian baru muncul tanda-tanda kebiruannya. 

Sementara pada leukimia kronis gejalanya berjalan perlahan-lahan kemudian parah.

 “Yang paling banyak diderita anak adalah leukimia limfoblastik akut,” kata dokter Hikari. 

Moms n Dads harus waspada nih jika anak Anda:

Pertama,  pucat mendadak. 

Wajahnya pucat tidak segar seperti biasanya.

Kedua, pendarahan pada kulit.

Hal ini bisa berupa bintik merah atau lebam biru atau pendarahan mengalir seperti mimisan, gusi berdarah, buang air besarnya berdarah, muntah darah.

Ketiga, demam.

Demam yang dialami si anak tidak seperti biasanya. 

Pada penderita leukimia, demam yang mucul secara tiba-tiba kemudian hilang dan muncul kembali, tidak terpola. 

Keempat, nyeri pada tulang tungkai. 

Karena itu, Moms n Dads harus waspada dengan melakukan deteksi dini pada anak. 

Salah satunya dengan melakukan medical check up terhadap anak enam bulan atau setahun sekali.

leukimia pada anak umumnya disebabkan karena kelainan genetik. 

“Faktor resiko itu terutama adalah kelainan genetik atau memang ada riwayat kanker pada keluarga kalau dikeluarga tersebut ntah itu pada kakeknya atau nenekya atau ayah ibunya terlebih lagi saudara kandung,” jelasnya.

Jadi jika Moms n Dads sudah punya riwayat penyakit keluarga seperti itu maka harus lebih waspada.

Walupun orangtua atau sesepuhnya punya penyakit kanker tertentu, maka keturunannya tidak harus sama penyakit kankernya. 

“Jadi yang diturunkan itu bukan penyakit kankernya tetapi kelainan gennya. Kanker adalah mutasi gen, kelainan genetik ini yang diturunkan pada keturunannya yang kemudian menjadi kanker,” urai dokter lulusas FKUI ini. 

Pengobatan kanker pada anak menurut dokter Hikari harus tergantung pada diagnosisnya dan jenis leukimianya. 

leukimia myeblastik akut memerlukan waktu  berobat selama 4 bulan.

Tetapi leukimia lymphoblastik akut biasanya program pengobatannya memakan waktu hingga 2 tahun lamanya. 

Lalu bagaimana ketika Moms n Dads mengetahui buah hati tercinta positif mengidap leukimia

Dokter Hikari sendiri mengakui, banyak orangtua yang stres dan depresi ketika mengetahui anaknya menderita leukimia

Hal tersebut sangat wajar dan manusiawi terjadi. 

Apalagi leukimia termasuk penyakit berat yang butuh waktu, tenaga dan biaya yang tak sedikit untuk pengobatannya.  

Moms n dads bisa bergabung dalam komunitas pasien maupun orangtua pasien yang keluarganya sama-sama menderita penyakit kanker.

Dalam komunitas ini, Moms n dads akan mendapatkan dukungan baik moril maupun materil. 

“Ini sangat penting karena pasien anak itu tergantung pada orangtua. Kalau orangtuanya tidak memiliki ketahanan mental yang cukup, maka pengobatan anaknya juga bisa berpengaruh,” ujarnya.

Namun, ketika  si anak sudah dinyatakan sembuh bukan berarti tak bisa kambuh lagi penyakitnya. Karena itu, si anak harus selalu dipantau secara berkala serta ada pula efek pengobatan yang jangka panjang. 

Ada pula kasus timbul kanker kedua beberapa tahun atau beberapa belas tahun kemudian. 

Jika timbul kanker kedua, jenis kankernya berbeda dari yang pertama, jadi  harus tetap dipantau. 

Meski demikian, dokter Hikari mengajak kepada pasien penderita kanker beserta keluarganya untuk tidak putus asa dalam berusaha, mengikuti anjuran dokter, patuh pada pengobatan serta serahkan hasilnya pada yang maha kuasa. 

Walau leukimia termasuk penyakit berat, tetapi bukan tidak mungkin ada keajaiban dari Tuhan sehingga bisa segera sembuh.


 

Tag leukimia

Terkini