konsultasi

Anak dengan Talasemia Dilarang Makan Makanan Tinggi Besi, Mengapa?

Parents yang memiliki anak dengan talasemia harus tahu pola makan yang tepat dan pantangannya.


Editor: Cahyaningrum
Jumat, 12 Mei 2023 | 19:00 WIB
Ilustrasi dokter sedang memeriksa kesehatan anak. (Foto: Pexels/Pavel Danilyuk)
Ilustrasi dokter sedang memeriksa kesehatan anak. (Foto: Pexels/Pavel Danilyuk)

Parents yang memiliki anak dengan talasemia harus tahu pola makan yang tepat dan pantangannya.

Tanya:
Thalassemia atau talasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan (yaitu diturunkan dari orangtua ke anak melalui gen) sehingga tubuh tidak membuat cukup protein yang disebut hemoglobin.

Seseorang dengan talasemia biasanya mengalami wajah pucat akibat kadar hemoglobin yang rendah, mata yang kuning dan perut membuncit akibat pembesaran hati dan limpa.

Karena termasuk penyakit bawaan lahir, pasien talasemia memerlukan tata laksana yang baik sejak kecil hingga dewasa antara lain transfusi darah dan obat-obatan untuk menunjang kualitas hidupnya.

Selain itu, Parents juga harus memerhatikan pola makan yang cocok untuk pengidap talasemia.

Nah, berbicara soal pola makan, makanan tinggi besi harus dihindari anak pengidap talasemia. Yang menjadi pertanyaan, mengapa makanan tinggi besi harus dihindari pengidap talasemia?

Jawab:
Dokter Spesialis Anak Konsultan Hemato-Onkologi Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Teny Tjitra Sari, Sp.A(K), MPH, melarang anak dengan talasemia mengonsumsi makanan tinggi besi seperti hati sapi dan ayam.

"(Pilih) makanan yang zat besinya rendah, yaitu mungkin tidak daging berwarna merah, jeroan jangan. Yang sudah pasti jangan hati sapi, hati ayam karena zat besinya tinggi," katanya di sebuah webinar kesehatan, Jumat (12/5/2023).

Pantangan tersebut harus dipatuhi, karena pasien talasemia, lanjut Teny, cenderung memiliki terlalu banyak zat besi yang menumpuk dalam darah sehingga perlu membatasi makanan tinggi zat besi seperti yang ada pada daging merah, ikan, dan beberapa sayuran semisal bayam.

Produk lain, seperti sereal dan jus jeruk, mungkin juga mengandung ekstra zat besi.

Selain itu, pasien anak talasemia juga harus membatasi makanan atau asupan yang mengandung vitamin C karena dapat menyerap zat besi ke tubuh.

Teny masih membolehkan pasien mengonsumsi jeruk yang dikenal salah satunya mengandung vitamin C, namun, jumlahnya dibatasi hanya satu buah.

"Ada minuman yang sampai 1000 mg, jangan, atau tablet yang 500 mg. Ada buah-buahan yang sudah dikeringkan yakni kismis itu vitamin C nya tinggi, itu juga tidak boleh. Jeruk boleh (vitamin C) cuma 75 mg, paling hanya boleh satu buah," urainya.

Sebaliknya, Teny menyarankan pasien memperbanyak asupan susu karena salah satu kandungan di dalamnya yakni kalsium, selain bisa menghambat zat besi juga memberikan nutrisi pada tulang.

 

Tag talasemia

Terkini