lifestyle

Hayo, Siapa yang Doyan Mager? Siap-siap Penyakit Jantung Mengintai

Musim hujan yang terjadi seperti sekarang ini banyak membuat orang menjadi mager. Apalagi jika hujan terjadi pada pagi hari dan akhir pekan pula. Tentu sangat nikmat jika melanjutkan tidur lagi atau sekadar membaca di atas tempat tdur.


Editor: Nurakhmayani
Kamis, 15 Desember 2022 | 18:45 WIB
Foto: Ilustrasi mager (pexels/Monstera)
Foto: Ilustrasi mager (pexels/Monstera)

Moms n Dads, musim hujan yang terjadi seperti sekarang ini banyak membuat orang menjadi mager. Apalagi jika hujan terjadi pada pagi hari dan akhir pekan pula.  Tentu sangat nikmat jika melanjutkan tidur lagi atau sekadar membaca di atas tempat tdur. 

Tetapi jangan keseringan seperti ini ya Moms n Dads. Sebab perilaku mager seperti ini berisiko terkena serangan jantung. Lho, kok bisa? Nah, biar jelas yuk simak penjelasan berikut ini. 

mager atau malas gerak (sedentary lifestyle) adalah setiap perilaku bangun yang ditandai dengan pengeluaran energi 1,5 METS, seperti duduk atau berbaring.

Bukti terbaru menunjukkan bahwa malas gerak terus menerus (seperti duduk untuk waktu yang lama) terkait dengan metabolisme glukosa yang abnormal dan morbiditas kardio-metabolik, serta kematian secara keseluruhan.

Moms n Dads bisa mengurangi mager dengan cara melakukan aktivitas fisik misalnya berdiri, menaiki tangga, dan jalan-jalan pendek. 

Sementara aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi. 

Bentuk aktifitas fisik ini bermacam-macam seperti berjalan kaki, bersepeda, olahraga, dan bentuk rekreasi aktif misalnya : menari, yoga, tai chi, dan latihan beban.

Aktifitas fisik juga bisa berupa pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak, dan lain-lain. 

Moms n dads, berdasarkan rekomendasi WHO anak-anak dan remaja usia 5 hingga 17 tahun dianjurkan melakukan aktifitas dengan intesitas sedang selama 60 menit sehari. Sedangkan dewasa usia 18 hingga 64 tahun dianjurkan melakukan aktivitas sedang selama 150 menit atau 75 menit melakukan aktivitas berat dalam satu hari. 

Nah, untuk usia 65 tahun keatas, WHO menganjurkan melakukan aktivitas sedang 150 menit atau aktivitas berat 75 menit ditambah olahraga 2 kali seminggu. Pada usia ini sebenarnya lebih direkomendasikan untuk melakukan aktifitas sedang selama 300 menit sehari. 

Tetapi kenyataannya bagaimana di Indonesia? Moms n Dads berdasarkan hasil studi yang dilakukan para peneliti di Stanford Universit, Indonesia merupakan negara paling malas berjalan kaki di seluruh dunia. Studi tersebut menyebut bahwa rata-rata orang Indonesia berjalan kaki hanya 3.513 langkah per hari.

Para peneliti Stanford University menggunakan data menit per menit dari 700.000 orang di seluruh dunia yang menggunakan Argus, aplikasi pemantau aktivitas yang ada di telepon seluler.

Para peneliti terkejut ketika menemukan fakta bahwa kesenjangan aktivitas juga didorong berdasarkan gender. Iya, di Indonesia perempuan cenderung lebih mager ketimbang pria.

Ada tiga faktor yang menyebabkan orang Indonesia menjadi malas untuk jalan kaki, yaitu: infrastruktur pedesterian tidak memadai, cuaca panas dan catcalling  atau pelecehan verbal yang dilakukan saat berjalan kaki. 

Nah, celakanya jika malas gerak kerap terjadi akan berisiko terkena penyakit jantung, sebab: 

1.      Malas gerak berkaitan erat dengan penurunan metabolisme lemak darah, yang menghasilkan peningkatan LDL (kolesterol jahat) penurunan HDL (kolesterol baik), sehingga penumpukan lemak darah ke dinding pembuluh darah semakin masif. Hasilnya dalam jangka panjang adalah aterosklerosis sebagai faktor risiko serangan jantung.

2.      Malas gerak menurunkan jumlah pengeluaran energy (kalori) sehingga penumpukan lemak akan meningkatkan berat badan. Berat badan yang berlebih sampai obesitas akan memperberat kerja jantung

Ibaratnya nih Moms n Dads, mesin 1500 cc Toyota Yaris disuruh menarik beban Toyota Fortuner, tentu akan lebih mudah lelah dan ngos-ngosan.

3.      Malas gerak akan menurunkan fungsi otot gerak (ekstremitas). Di level seluler, akan terjadi disfungsi mitokondria (sumber energi sel) dan terjadi atrofi otot. Otot yang mengecil tidak mampu menerima kelebihan glukosa yang dikonsumsi sehingga akan menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin ini faktor risiko penyakit diabetes dan penyakit jantung.

4.      Risiko penyakit jantung dari malas gerak hampir setara dengan hipertensi, merokok, dan diabetes mellitus.

Nah, Moms n Dads mulai sekarng jangan mager lagi ya. 

Tag mager jantung olahraga

Terkini